Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tekan Stunting, Pemerintah Gandeng Perusahaan Jadi Orang Tua Asuh

Selasa, 18 Maret 2025 | Maret 18, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-18T16:07:39Z

 

Wawancara: Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi NTB, Lalu Makripuddin, sedang wawancara oleh sejumlah awak media terkait kegiatannya, Selasa (18/03)


SELONG, Halamankita.com - Kasus stunting di Lombok Timur, masih cukup tinggi. Lantaran itu pihak-pihak terkait terus melakukan intervensi untuk menekannya.


Salah satunya melalui pembinaan kepada Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi NTB.


Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi NTB,, Lalu Makripuddin mengatakan, acara digelar guna mendukung efektivitas pelaksanaan dan memastikan koordinasi yang optimal di lapangan. PKB dan PLKB, harapnya, lebih masif dalam melakukan pencegahan stunting di wilayahnya.


"Angka stunting di Lombok Timur ini masih cukup tinggi sehingga ini menjadi sasarannya, kita akan komitmen untuk menuntaskan kasus ini," papar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional NTB, Lalu Makripuddin, ditemui awak media usai kegiatan di Kantor Camat Pringgabaya, Selasa (18/03).


Kegiatan itu dihadiri oleh PKB dan PLKB dari masing-masing UPT DP3AKB Kecamatan Pringgabaya, Wanasaba, Suela dan Aikmel.


Pemerintah, lanjut dia, saat ini terus gencar menjalankan program Gerakan Orang Tua Asuh (Genting), sebagai upaya menekan angka stunting.


Program ini katanya, mengajak berbagai pihak, terutama perusahaan swasta untuk terlibat aktif dalam pendampingan dan pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak yang berisiko stunting.


Salah satu bentuk keterlibatan perusahaan swasta, terangnya, ialah dengan menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang berisiko stunting. Perusahaan, kata dia, diharapkan dapat memberikan bantuan nutrisi, edukasi, dan bahkan perbaikan tempat tinggal jika diperlukan.


Dia membeberkan, salah satu perusahaan di kecamatan Pringgabaya telah bergabung menjadi orang tua asuh. Dia yakin, bakal ada kemungkinan perusahaan lain yang bakal turut serta.


"Kita terus melakukan evaluasi dan pendampingan berkelanjutan agar angka stunting nasional terus menurun," jelasnya.


Meskipun demikian lanjutnya, program ini memiliki batasan waktu dalam pendampingan. Sehingga diharapkan setiap perusahaan dapat menjadi orang tua asuh minimal selama tiga bulan, periode yang dinilai cukup efektif untuk melihat perkembangan berat badan anak-anak stunting.


Tiga bulan, menurutnya, merupakan waktu yang krusial. Jika intervensi gizi dilakukan secara intensif selama periode tersebut, biasanya akan ada perubahan positif pada berat badan anak.


Keterlibatan aktif dari perusahaan swasta sebagai orang tua asuh disebutnya menjadi salah satu kunci keberhasilan program ini.


Hingga saat ini sebutnya, program Genting telah berhasil mengumpulkan lebih dari 7 ribu orang tua asuh. Kendati diakuinya angka itu, masih jauh dari target 38 ribu yang sudah ditetapkan.


"Kami terus berupaya untuk mencapai target tersebut, dengan melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah, LSM, perusahaan, hingga individu," terangnya.


Program Genting ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam menekan angka stunting di NTB khususnya Lombok Timur khususnya. Pihaknya mendorong pendampingan hingga anak berusia dua tahun, agar tumbuh kembang mereka lebih optimal.


"Kami optimis, dengan kerja sama semua pihak, kita bisa menuntaskan masalah stunting di Indonesia dan NTB khususnya," pungkas. (*)

×
Berita Terbaru Update